Saturday 2 September 2017

Logika Fuzzy Metode Tsukamoto

Logika Fuzzy Metode Tsukamoto



Menurut Kusumadewi (2010:31) metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata  terbobot.
Menurut Sutojo (2011:233) secara umum bentuk model fuzzy Tsukamoto adalah:
   If (X IS A) and (Y IS B) Then (Z IS C)
Di mana A, B, dan C adalah himpunan fuzzy.
Misalkan diketahui 2 rule berikut,
       IF (x is A1) AND (y is B1) Then (z is C1)
       IF (x is A2) AND (y is B2) Then (z is C2)
Dalam inferensinya, metode Tsukamoto menggunakan tahapan berikut.
1.      Fuzzyfikasi
2.      Pembentukan basis pengetahuan Fuzzy (rule dalam bentuk IF … THEN)
3.      Mesin Inferensi
Menggunakan fungsi implikasi MIN untuk mendapatkan nilai α-predikat tiap-tiap rule (α1, α1, α1,…. αn).
4.      Defuzzyfikasi
Menggunakan metode rata-rata (Average)


Sumber:

Kusumadewi, S, dan Purnomo, H, 2010. Aplikasi Logika Fuzzy  Sistem Pendukung Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sutojo, T. Edy ,Mulyanto dan Suhartono,Vincent. 2010. Kecerdasan Buatan. Andi Offset. Yogyakarta.



0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © . Jabalraya - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger